Kamis, 20 November 2008

Kebersihan lingkungan Sekolah

UPAYA PENINGKATAN KEBERSIHAN LINGKUNGAN SEKOLAH
MELALUI KEGIATAN LOMBA KEBERSIHAN KELAS
DI SDN 15 BATANG BARUS KABUPATEN SOLOK
Oleh Nama : Heryanti Yusti NIM: 813682162 Pokjar: Kuranji
UNIVERSITAS TERBUKA PADANG 2008
1. Pendahuluan
Kebersihan pangkal kesehatan. Kata-kata ini sudah tidak asing lagi bagi kita. Bahkan dalam sebuah hadist dikatakan Annazafatu minal iman yang artinya kebersihan itu sebagian dari iman. Dalam ayat lain dalam Al-Quran juga dinyatakan bahwa Allah itu Maha Indah dan sangat menyukai keindahan. Dengan demikian jelaslah bagi kita semua bahwa tidak saja hanya Presiden atau Pemerintah, Allah pun menyuruh kita untuk menjaga kebersihan baik kebersihan diri pribadi maupun kebersihan lingkungan.
Motivasi penulis mengangkat tema ini karena di tempat penulis bertugas tepatnya di SD Negeri No.15 Batang Barus Kabupaten Solok, sangat kurang sekali kesadaran anak-anak atau siswa-siswa untuk membuang sampah pada tempat sampah atau tong sampah yang telah disediakan. Walaupun sudah tiap hari diingatkan atau dinasehati namun sampah tetap saja berserakan di halaman maupun di dalam kelas. Bahkan kalau diperiksa di dalam laci meja penuh oleh sampah-sampah kertas dan bekas bungkus makanan. Pemberian hukuman dan sangsi-sangsi seperti berdiri di bawah tiang bendera, membawa batu ke sekolah bahkan membersihkan WC sekalipun tidak membuahkan hasil yang memuaskan. Pemberian hukuman-hukuman dan sangsi-sangsi tersebut di atas tidak memberikan pengaruh yang berarti. Bahkan siswa terlihat mengerjakan hukuman dan sangsi itu dengan senang hati.
Karena itulah penulis mengambil sebuah inisiatif mengadakan ” Lomba Kebersihan Kelas ” untuk menanamkan rasa tanggung jawab dan kesadaran dalam diri anak. Dalam lomba ini disamping kebersihan kelas, penulis bersama guru-guru yang lain juga menetapkan batas-batas halaman yang menjadi tanggung jawab kelas masing-masing. Cara ini ternyata dapat meningkatkan kesadaran anak untuk menjaga kebersihan. Melalui lomba ini, anak saling mengingatkan setiap hari agar tidak membuang sampah sembarangan. Apalagi pada wilayah yang menjadi tanggung jawab mereka masing-masing.
Penulis dan guru yang lain sangat gembira dan senang melihat kenyataan ini. Karena itulah penulis bersama semua guru di SD 15 Batang Barus memberikan motivasi berupa hadiah yang walaupun sangat sederhana tapi tetap tidak mengurangi arti keceriaan dan kebahagiaan yang terpancar di wajah-wajah mereka yang kelasnya menjadi pemenang. Pengumuman lomba ini diadakan setiap awal bulan minggu pertama pada waktu upacara bendera.
Tujuan penulis mengangkat tema ini adalah untuk ;
1.Menciptakan lingkungan sekolah yang bersih, rapi, indah dan bersahaja.
2.Menanamkan kesadaran pada diri murid-murid bahwa sampah harus dibuang pada tempat sampah.
3.Menumbuhkan rasa tanggung jawab dalam diri bahwa kebersihan sekolah adalah tanggung jawab bersama.
4.Meningkatkan kebersihan diri pribadi anak mulai dari kebersihan badan, pakaian dan alat-alat sekolah.
5.Ikut berpartisipasi dalam menjaga lingkungan tempat mereka tinggal.
2.Pembahasan
2.1.Pengertian-Pengertian
- Lingkungan
Lingkungan adalah segala sesuatu yang ada di luar diri kita. Apa yang ada di sekitar kita, baik di depan, di belakang di atas maupun yang ada di bawah kita itulah lingkungan kita. Dalam arti yang lebih sempit lingkungan dapat diartikan lokasi tempat kita tinggal atau menjalani kehidupan dan penghidupan.
- Lingkungan Sekolah
Seperti yang disampaikan di awal tadi, lingkungan adalah tempat kita berada. Jadi lingkungan sekolah adalah lingkungan yang ada di sekitar sekolah. Mulai dari segala apa yang ada dalam batas pagar sekeliling sekolah sampai apa-apa yang ada di luar pagar sekolah tentunya di sekitar sekolah. Lingkungan sekolah meliputi gedung belajar, kantor, mushalla, kantin, gudang, WC, taman, lapangan upacara, ruang serba guna, tong sampah, tempat pembuangan sampah, halaman, jalan raya, dan masyarakat di sekitar sekolah.
- Lingkungan Kelas
Lingkungan kelas merupakan bahagian dari lingkungan sekolah. Karena sudah barang tentu setiap sekolah terdiri dari kelas-kelas. Lingkungan kelas adalah lingkungan sekolah yang merupakan ruangan-ruangan yang sengaja dikondisikan untuk proses belajar mengajar di sekolah. Guru menjelaskan pelajaran dan siswa menerima pelajaran. Lingkungan kelas merupakan komponen utama dari sebuah sekolah. Oleh sebab itu perlu mendapat perhatian yang serius dari pihak sekolah. Lingkungan kelas meliputi papan tulis, meja dan kursi guru, meja dan kursi murid, dinding kelas, tempat cuci tangan, loteng dan lantai.
- Lingkungan Fisik Sekolah
Merupakan lingkungan sekolah pada kenyataannya. Apa yang nampak di mata, itulah lingkungan fisik sekolah seperti sarana dan prasarana serta segala fasilitas yang ada di sekolah. Misalnya gedung sekolah, halaman, jalan raya, mushalla dan kantin serta perabotan sekolah.
- Lingkungan Mental dan Sosial
Berbeda dengan lingkungan fisik, maka lingkungan mental dan sosial bertumpu pada manusianya. Dalam lingkungan mental dan sosial dibina hubungan , komunikasi dan interaksi yang baik , positif dan saling menguntungkan antara semua unsur-unsur manusia yang ada di sekolah. Mulai dari murid, guru, pegawai sekolah, kepala sekolah, komite, orang tua dan wali murid serta tidak ketinggalan hubungan pihak sekolah dengan warga masyarakat di sekitar sekolah. Tentu saja hubungan yang diharapkan adalah hubungan yang sehat dan harmonis yang dapat mewujudkan sekolah yang bermutu dan berdaya guna tinggi dalam mencetak anak didik penerus cita-cita bangsa.
- Lingkungan Kehidupan Sekolah yang Sehat Sebagai Penunjang Proses
Belajar Mengajar
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam pembinaan dan pengembangan lingkungan kehidupan sekolah yang sehat antara lain ;
A. Lingkungan Fisik
1.Lokasi/Letak Sekolah
a.Mudah dicapai.
b.Luas memadai
c.Lingkungan sehat dan segar
d.Bebas dari banjir
e.Bebas dari sampah dan limbah industri
f.Bebas dari kebisingan
g.Bebas dari gangguan lalu lintas.
2.Bangunan /Gedung Sekolah
a.Bangunan harus permanen, kuat dan kedap air
b.Lantai bangunan terbuat dari bahan-bahan kedap air dan tidak mudah retak.
c.Dinding bangunan hendaknya rata dan halus dan bila terbuat dari tembok minimal lapisan semen/cornya 2 cm.
d.Atap bangunan terbuat dari bahan yang cukup kuat terutama dari serangan lingkungan maupun faktor alam.
e.Bangunan hendaknya dilengkapi dengan ruang guru, ruang kelas, ruang kantor, ruang UKS, ruang shalat, ruang kantin dan gudang.
f.Bentuk bangunan tidak perlu mewah tetapi hendaknya sesuai dengan kebudayaan setempat, menarik dan nyaman.
3.Ruang Kelas
a.Ukuran ruang kelas sebaiknya 8 x 6 m, tinggi 4 m sehingga setiap murid mendapat ruangan sebesar 5m3 dan lantai masing-masing 1 – 1,30 m2.
b.Loteng terbuat dari bahan yang kuat dan tidak tembus debu dan air.
c.Setiap kelas hendaknya dilengkapi dengan 2 pintu dan daun pintu menghadap keluar.
d.Luas jendela beserta lobang angin atau ventilasi minimal 20 % dari luas lantai.
e.Sinar matahari sebaiknya datang dari sebelah kiri dan kanan, tetapi kalau tidak mungkin sebaiknya dari sebelah kiri murid.
f.Pengendalian Akustik. Komunikasi dalam ruangan harus dapat berlangsung secara baik dan lancar tanpa ada gangguan.
g.Waktu istirahat pintu dan jendela harus dibuka dan seluruh murid harus keluar dari ruangan.
4.Tempat Cuci Tangan
a.Tempat cuci tangan hendaknya cukup baik dan mudah digunakan.
b.Tempat cuci tangan sebaiknya dilengkapi dengan air yang mengalir sehingga air bekas dapat terus mengalir ke pembuangan air kotor atau air limbah.
c.Tempat cuci tangan harus dilengkapi dengan sabun dan kain lap yang bersih dan kering.
5.WC dan kamar mandi
a.Sebaiknya dipisahkan antara WC laki-laki dan perempuan.
b.Untuk guru dan staf sekolah lainnya disediakan WC tersendiri.
c.Kakus sebaiknya berbentuk leher angsa dan memiliki pembuangan kototran ke septik tank.
d.Semua WC mempunyai pintu yang dapat dikunci dari dalam maupun dari luar.
e.Bak air hendaknya terisi cukup penuh senantiasa sehingga bisa digunakan. Jangan sekali-kali bak dibiarkan sampai kosong.
f.Di kamar mandi di luar WC tersedia tempat cuci tangan, sabun dan lap kering.
g.WC sebaiknya tidak terhubung langsung dengan kelas.
h.Kebersihan WC dan kamar mandi handaklah selalu dijaga dan dipelihara.
6.Sumber Air Bersih
a.Sumber air bersih bisa berasal dari sumur, air galian, sumur pompa maupun air PAM.
7.Pembuangan air limbah dan air hujan
a.Saluran pembuangan air hujan dan air limbah sebaiknya harus lancar, jangan sampai tergenang. Karena aitu kebersihan selokan harus diperhatikan. Jangan ada sampah atau benda-benda lainnya yang tersangkut yang menghalang aliran air.
8.Tempat sampah dan pembuangan sampah
a.Tempat sampah yang tersedia harus memenuhi syarat kesehatan dan
terbuat dari bahan yang kedap air.
b.Tempat sampah hendaknya mudah dibersihkan, tidak cepat rusak dan
tertutup.
c.Jumlah tempat sampah harus memadai artinya sesuai dengan banyak
murid dan banyak ruangan. Minimal 1 ruangan 1 tong sampah. Setiap hari tempat sampah dikosongkan, sampahnya dikumpulkan ke pembuangan sampah akhir, yang kemudian diangkut oleh tim pengumpul sampah untuk dibuang ke tempat tertentu yang telah ditetapkan.
d.Bermacam-macam cara pembuangan sampah antara lain, dibakar, ditimbun (sampah yang bisa hancur), dibuat pupuk (sisa-sisa daun, ranting), dibuat makanan ternak misalnya ampas tahu, tempe dan sisa-sisa makanan lainnya.
6.Peralatan dan Perabotan Sekolah
a.Meja dan kursi murid sebaiknya tidak digabungkan, tetapi terpisah antara kursi dan mejanya. Tujuannya adalah agar murid mendapat kebebasan dalam bergerak pada saat duduk.
b.Ukuran meja cukup untuk membaca, menulis dan menggambar. Ukuran meja rata-rata adalah panjang 70 cm. Lebar 50 cm dan tinggi 70 cm.
c.Ruang di bawah meja cukup luas untuk kaki pada saat anak duduk dalam sikap kerja, sikap istirahat, waktu kaki diselonjorkan dan pada saat anak mau berdiri,
d.Tinggi kursi hendaknya sesuai dengan usia murid agar tungkai tidak menggantung atau sebaliknya tidak menekuk.
e.Konstruksi meja dan kursi sederhana, memenuhi syarat kesehatan sehingga memungkinkan untuk bergerak bebas pada waktu melakukan kegiatan apapun maupun pada waktu istirahat.
f.Papan tulis sebaiknya digantungkan sedemikian rupa sehingga murid dapat melihat dengan baik. Warna papan sebaiknya warna hitam, putih atau warna yang redup.
g.Penghapus papan tulis terbuat dari bahan yang daya ikatnya terhadap kapur cukup tinggi sehingga serbuk kapur tidak berterbangan ke mana-mana.
7.Warung / Kantin Sekolah
Pengadaan warung atau kantin sekolah hendaknya memperhatikan syarat-syarat kesehatan antara lain;
a.Kuantitas dan kualitas pemeliharaan warung sekolah, perabot, lat-alat dan penyediaan makanan.
b.Kuantitas, kualitas dan pemeliharaan makanan dan minuman yang
disediakan atau dijual.
c.Pengelolaan warung yang baik.
B.Lingkungan Mental dan Sosial
Pembinaan lingkungan mental dan sosial yang sehat di sekolah diharapkan akan dapat mewujudkan hubungan yang harmonis, yaitu ;
1.Hubungan antara siswa
2.Hubungan siswa dengan guru
3.Hubungan sesama guru dan perangkat sekolah lainnya.
4.Hubungan antara guru dengan orang tua atau wali murid.
5.Hubungan antar siswa, guru dan pegawai sekolah.
6.Hubungan antara siswa, guru, pegawai sekolah dengan masyarakat sekitar.
2.2.Pengalaman Sehari-Hari
Penulis mengamati di sekolah tempat penulis bertugas tepatnya di SDN 15 Batang Barus sangat kurang kesadaran anak murid atau siswa dalam menjaga kebersihan lingkungan sekolah khususnya masalah sampah. Walaupun sudah tiap pagi atau tiap hari dinasehati dan diingatkan bahwa sampah haru dibuang ke tong sampah, namun tidak dapat meningkatkan kesadaran anak untuk mau menjaga kebersihan lingkungan khususnya dalam menjaga kebersihan sekolah. Karena itulah penulis akhirnya berinisiatif untuk melaksanakan ”Lomba Kebersihan Kelas”. Dalam lomba ini yang menjadi aspek penilaian adalah ;
1.Kebersihan kelas
2.Kerapian kelas
3.Keindahan kelas
4.Kebersihan halaman
5.Kerapian halaman
6.Keindahan halaman
7.Kebersihan dan kerapian murid
Penulis bersama guru yang lain sebelumnya telah menetapkan batas-batas halaman yang menjadi tanggung jawab tiap-tiap kelas. Dan dalam lomba ini diserahkan pembinaan dan pengawasannya kepada wali kelas masing-masing. Jadi dari lomba akan terhasil kelas yang paling bersih serta wali kelas yang paling kreatif. Ide ini muncul karena penulis heran, sampah yang baru dipilih pada waktu pagi hari setelah istirahat halaman penuh lagi oleh sampah. Padahal penulis dan guru yang lain telah menyediakan tong sampah.
2.3.Teknis Pelaksanaan
Dalam pelaksanaannya, maka terdapat beberapa tahap kegiatan yang penulis lakukan dalam Lomba Kebersihan Kelas ini. Kegiatan itu adalah sebagai berikut :
1.Mengumpulkan siswa di lapangan dan memberikan pengarahan tentang bahaya
sampah seperti;
a.Dapat menjadi sarang binatang penyebar penyakit seperti lalat, tikus dan
kecoak.
b.Sampah dan air limbah yang kotor mengeluarkan bau busuk yang dapat
mengotori udara.
c.Sampah dapat menyumbat saluran pembuangan air dan selokan dan dapat
mengakibatkan banjir.
2.Menjelaskan kriteria penilaian dalam Lomba Kebersihan Kelas.
3.Membagikan alat-alat kebersihan kepada masing-masing kelas melalui ketua kelas
seperti sapu lantai, sapu lidi, kemoceng, kain lap, ember dan gayung atau timba.
4.Menetapkan batas halaman yang menjadi tanggung jawab setiap kelas.
5.Menginformasikan pada siswa bahwa penilaian diadakan sebulan sekali dan
pengumuman pemenang waktu upacara bendera setiap minggu pertama awal
bulan. Kemudian siswa dibubarkan dan masuk ke dalam kelas masing-masing.
6.Menyerahkan tanggung jawab kepada wali kelas masing-masing untuk membina
kelas masing-masing dalam menghadapi Lomba kebersihan kelas.
7.Setiap satu minggu sekali penulis bersama guru lain mengadakan rapat kecil untuk
memantau perkembangan dan hasil monitoring kegiatan yang dilakukan anak atau
siswa dalam menghadapi lomba kebersihan kelas ini.
Dari hasil pengamatan penulis ternyata murid-murid sangat bersemangat dalam menghadapi lomba ini. Mereka saling menegur, saling mengingatkan satu sama lain agar menjaga kebersihan, agar tidak membuang sampah sembarangan dan selalu menjaga kerapian berpakaian serta kerapian kelas masing-masing.Murid-murid bahkan membawa bunga dan tanahnya serta pot kecil dari rumah masing-masing. Semua berlomba untuk kemajuan dan keindahan kelas mereka.Bunga-bunga yang kurang bagus atau sudah layu diganti dengan yang baru sehingga suasana jadi lebih segar dan nyaman.Dalam hal ini pihak sekolah menyediakan waktu untuk menghias taman setiap hari Sabtu jam 11 siang.
Cara ini ternyata dapat meningkatkan kebersihan lingkungan sekolah karena khususnya sampah tidak lagi berserakan di halaman. Lantai kelas terlihat lebih bersih dan licin. Kaca-kaca semua bening dan mengkilat, bunga-bunga bermekaran berwarna-warni karena disiram dan dirawat dengan teliti. Hal ini menjadikan lingkungan sekolah terlihat lebih indah bersih dan asri.
3.Penutup
Simpulan dan Saran
3.1. Simpulan
1.Lingkungan sekolah yang sehat merupakan salah satu unsur yang harus
ada, dibina dan dikembangkan terus agar dalam proses pendidikan yang
berjalan mencapai hasil yang diharapkan.
2.Sekolah dapat berfungsi sebagai wadah untuk mendidik anak agar mereka
memiliki kesadaran lingkungan dan berkemauan berbuat sesuatu yang positif
bagi kelestarian lingkungan sekolah khususnya dan lingkungan hidup pada
umumnya.
3.Sampah-sampah yang berserakan dapat merusak kebersihan dan keindahan
lingkungan
4.Lomba kebersihan kelas dapat meningkatkan kebersihan lingkungan sekolah.
3.2.Saran
Disarankan kepada sekolah lainnya baik Sekolah Dasar atau Sekolah Menengah baik negeri maupun swasta untuk dapat mencobakan hal yang serupa. Untuk lebih memotivasi anak kepada mereka mungkin bisa diberikan reward atau hadiah yang lebih lumayan. Ini semua tentu saja tergantung kepada kondisi keuangan sekolah. Bagi sekolah yang agak mampu tidak ada salahnya memberikan hadiah yang lebih bernilai dan bermutu, misalnya seperangkat komputer rakitan sendiri, kipas angin, seperangkat alat kesenian, alat olah raga maupun kostum olah raga dan lain sebagainya.Disarankan juga kepada pihak sekolah yang melaksanakan lomba ini bila memungkinkan maka sekali-kali diundang juri atau tim penilai tamu misalnya dari Kecamatan, sehingga hasil penilaian lebih kompetitif dan akurat.
DAFTAR PUSTAKA
Mirman, Moekarto dan Tamat, Trisnowati. Pendidikan Jasmani dan Kesehatan. Modul UT , Cetakan ke 17 Penerbit Universitas Terbuka, Jakarta, 1999.
Panitia Musabaqah Al-Quran Nasional V. Implementasi Akhlak Qurani. PT. Telkom Indonesia TBK, Bandung 2002.
Suharto, S. Sontini. Pendidikan Kesehatan 4 Untuk SD Kelas 4, Depdikbud RI, PT. Widya Scan Indonesia, 1997.
Suharsimi Arikunto. Metodologi Penelitian Pendidikan. Tarsito. Bandung, 1990.
Tim Penulis Lembaga Kerapatan Adat Alam Minangkabau Sumatera Barat. Budaya Alam Minangkabau SD Kelas 3. PT. Genta Singgalang Pers , Padang, 1999.
Tim Penulis Universitas Negeri Padang. Teknik Penulisan Karya Ilmiah. Penerbit UNP Press. Padang, 2006.

Tidak ada komentar:

Automatic translation of this blog (Terjemahan Otomatis Blog ini)

Entri Populer

Lingkaran UNP Press