Kamis, 20 November 2008

Analisa zat Berkhasiat Beluntas

Ansyari Ferdian Kimia UNP 48453
Latar Belakang
Seirama dengan pesatnya kemajuan Ilmu Pengetahuan, para ahli obat obatan telah mengangkat pengobatan tradisional ke fonem ilmiah, sehingga cukup banyak tumbuhan berkhasiat obat dari lingkungan kita yang dapat diolah menjadi obat mujarab, contohnya daun pegagan atau tapak kuda, setelah diolah oleh ahli farmasi dengan nama garukda.Tumbuhan ini dikenal luas dalam dunia kedokteran sebagai obat efektif untuk mencegah kepikunan. Selain tumbuhan tersebut, masih banyak tumbuhan lain yang dapat dimanfaatkan bagi kesehatan.
Penggunaan tumbuhan sebagai obat, sangat berkaitan dengan kandungan Kimia yang terdapat dalam tumbuh tumbuhan tersebut terutama zat bioaktif. Tanpa adanya senyawa bioaktif dalam tumbuhan, secara umum tumbuhan itu tidak dapat digunakan sebagai obat. Senyawa bioaktif yang terdapat dalam tumbuhan biasanya merupakan senyawa metabolit sekunder seperti alkaloid, flavonoid, steroid, terpenoid, saponin dll.
Diketahui beberapa literatur bahwa daun beluntas dapat digunakan sebagai obat, salah satunya dapat menghilangkan bau badan, menurunkan panas, dll.Apakah daun beluntas ini dapat digunakan sebagai obat, maka perlu diidentifikasi kandungan metabolidnya
Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka perumusan masalah percobaan ini adalah ‘Bagaimanakah cara mengekstraksi suatu senyawa bahan alam dari tumbuhan beluntas ?’
Batasan Masalah
Pada makalah ini hal yang akan dibahas : pengertian dan tes uji alkaloid, flavonoid, steroid, terpenoid, saponin yang terdapat pada daun beluntas.
Tujuan Percobaan
Praktikum ini dilakukan untuk menguji dan menentukan kandungan metabolid sekunder dari daun beluntas.
Manfaat Penulisan
Setelah dapat melakukan uji kandungan metabolit sekunder dari daun beluntas, diharapkan dapat dilakukan ekstraksi serta isolasi kandungan tersebut agar dapat dipergunakan untuk analisis selanjutnya serta dapat dijadikan bahan kajian bagi penelitian selanjutnya, sehingga dapat dikembangkan untuk dapat dipergunakan untuk tujuan farmakologis dan industri.
TINJAUAN PUSTAKA
A.Alkaloid
Merupakan senyawa organik bahan alam yang terbesar jumlahnya, baik dari segi jumlahnya maupun sebarannya. Alkaloid menurut Winterstein dan Trier didefinisikan sebagai senyawa senyawa yang bersifat basa, mengandung atom nitrogen berasal dari tumbuan dan hewan. Harborne dan Turner (1984) mengungkapkan bahwa tidak satupun definisi alkaloid yang memuaskan, tetapi umumnya alkaloid adalah senyawa metabolid sekunder yang bersifat basa, yan mengandung satu atau lebih atom nitrogen, biasanya dalam cincin heterosiklik, dan bersifat aktif biologis menonjol.
Struktur alkaloid beraneka ragam, dari yang sederhana sampai rumit, dari efek biologisnya yang menyegarkan tubuh sampai toksik.Satu contoh yang sederhana adalah nikotina. Nikotin dapat menyebabkan penyakit jantung, kanker paru-paru, kanker mulut, tekanan darah tinggi, dan gangguan terhadap kehamilan dan janin.
B.Flavonoid
Adalah suatu kelompok senyawa fenol yang terbanyak terdapat di alam. Senyawa-senyawa ini bertanggung jawab terhadap zat warna merah, ungu, biru, dan sebagian zat warna kuning dalam tumbuhan. Semua flavonoid menurut strukturnya merupakan turunan senyawa induk “ flavon “ yakni nama sejenis flavonoid yang terbesr jumlahnya dan juga lazim ditemukan, yang terdapat berupa tepung putih pada tumbuhan Primula.
Sebagian besar flavonoid yang terdapat pada tumbuhan terikat pada molekul gula sebagai glikosida, dan dalam bentuk campuran, jarang sekali dijumpai berupa senyawa tunggal. Disamping itu sering ditemukan campuran yang terdiri dari flavonoid yang berbeda kelas. Misalnya antosianin dalam mahkota bunga yang berwarna merah, hampir selalu disertai oleh flavon atau flavonol yan tak berwarna. Dewasa ini diperkirakan telah berhasil diisolasi sekitar 3.000 senyawa flavonoid.
Flavonoid dalam tumbuhan mempunyai empat fungsi : 1) Sebagai pigmen warna, 2) Fungsi fisiologi dan patologi, 3) Aktivitas Farmakologi, dan 4) Flavonoid dalam makanan. Aktifitas Farmakologi dianggap berasal dari rutin (glikosida flavonol) yang digunakan untuk menguatkan susunan kapiler, menurunkan permeabilitas dan fragilitas pembuluh darah, dll.Gabor menyatakan bahwa flavonoid dapat digunakan sebagai obat karena mempunyai bermacam macam bioakitfitas seperti antiinflamasi, anti kanker, antifertilitas, antiviral, antidiabetes, antidepresant, diuretic, dll.
C.Senyawa Terpen
Pada awalnya merupakan suatu golongan senyawa yang hanya terdiri dari atom C dan H, dengan perbandingan 5:8 dengan rumus empiris C5 H8(unit isoprene), yang bergabung secara head to tail (kepala-ekor). Oleh sebab itu senyawa terpen lazim disebut isoprenoid.Terpenoid sama halnya dengan senyawa terpen tetapi mengandung gugus fungsi lain seperti gugus hidroksil, aldehid dan keton. Dewasa ini baik terpen maupun terponoid dikelompokkan sebagai senyawa terpenoid (isoprenoid)
Contoh: Limoena dalam buah jeruk, Geraniol dalam mawar
Berdasarkan jumlah unit isoprene yang dikandungnya, senyawa terpenoid dibagi atas: 1)monoterpen (dua unit isoprene), 2)seskiterpen (tiga unit isoprene), 3)diterpena (empat unit isoprene), 4 Triterpena (enam unit isoprene), 5 Tetraterpena (delapan unit isoprene), dan 6) politerpena (banyak unit isoprene).Monoterpen dan seskiterpen adalah komponen utama minyak esensial (minyak atsiri) yang dapat diperoleh dengan penyulingan. Vitamin A adalah suatu diterpenopoid, skualen tergolong triterpenoid yang dijumpai dalam minyak hati ikan, karoten karoten pigmen merah dan kuning tergolong tetraterpen, lateks (karet alam) adalah politerpen.
D.Steroid
Adalah suatu kelompok senyawa yang mempunyai kerangka dasar siklopentanaperhidrofenantrena, mempunyai empat cincin terpadu.Senyawa senyawa ini mempunyai efek fisiologis tertentu.
Beberapa steroid penting adalah kolesterol, yaitu steroid hewani yang terdapat paling meluas dan dijumpai pada hampir semua jaringan hewan. Batu kandung kemih dan kuning telur merupakan sumber yang kaya akan senyawa ini. Hormon hormon seks yang dihasilkan terutama dalam testes dan indung telur adalah suatu steroid. Hormon jantan disebut androgen dan hormon betina estrogen, dan hormon kehamilan progestin.
E.Saponin
Merupakan senyawa glikosida kompleks yaitu senyawa hasil kondensasi suatu gula dengan suatu senyawa hidroksil organik yang apabila dihidrolisis akan menghasilkan gula (glikon) dan non-gula (aglikon). Saponin ini terdirin dari dua kelompok : Saponintriterpenoid dan saponin steroid. Saponin banyak digunakan dalam kehidupan manusia, salah satunya terdapat dalam perak yang dapat digunakan untuk bahan pencuci kain (batik) dan sebagai shampoo.Saponin dapat diperoleh dari tumbuhan melalui metoda ekstraksi.
F.Beluntas (Puchea Indica [L] Less)
(Gambar. Tanaman Beluntas)
Nama:
a)Suku: Asteraceae (Compositae)
b)Sinonim: Baccharis indica L
c)Nama Daerah
Sumatra: beluntas (Melayu). Jawa: baluntas, baruntas (Sunda), luntas (Jawa),baluntas (Madura). Sulawesi: lamutasa (Makasar). Nusa Tenggara: lenabou (Timor).
d) Nama Simplisia
Lucheae Folium (daun beluntas), Plucheae Radix (akar beluntas).
Habitus : perdu kecil, tumbuh tegak, tinggi bisa mencapai 2 m.
Batang : berambut halus.
Daun : bulat telur, hijau muda, panjang 2 - 9 cm, ujung lancip, Bunga : majemuk, bentuk malai, keluar dari ketiak daun.
Buah : kecil, keras, warna coklat, biji coklat keputih-putihan.
Klasifikasi Biologi Tumbuhan
Kingdom : Plantae (tumbuhan)
Superdivisio : Spermatophyta (menghasilkan biji)
Divisio : Magnoliophyta (berbunga)
Kelas : Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)
Sub-kelas : Asteridae
Ordo : Asterales
Familia : Asteraceae
Genus : Pluchea
Spesies : Pluchea indica (L.) Less.
G. Uraian Tumbuhan Beluntas
Beluntas umumnya tumbuh liar di daerah kering pada tanah yang keras dan berbatu, atau ditanam sebagai tanaman pagar. Tumbuhan ini memerlukan cukup cahaya matahari atau sedikit naungan, banyak ditemukan di daerah pantai dekat laut sampai ketinggian 1.000 m dpl.
Perdu kecil, tumbuh tegak, tinggi mencapai 2 m, kadang kadang lebih. Percabangan banyak, berusuk halus, berambut lembut.Daun bertangkai pendek, letak berseling, helaian daun bulat telur sungsang, ujung bulat melancip, tepi bergerigi, berkelenjar, panjang 2,5-9 cm, lebar 1-5,5 cm, warnanya hijau terang, bila diremas harum. Bunga majemuk bentuk malai rata, keluar dari ketiak daun dan ujung tangkai, cabang cabang perbungaan banyak sekali, bunga bentuk bonggol bergagang atau duduk, warnanya putih kekuningan sampai ungu. Buah longkah agak berbentuk gasing, kecil, keras, coklat dengan sudut sudut putih, lokos. Biji kecil, coklat keputih putihan. Perbanyakan dengan stek batang yang cukup tua.
1.Sifat dan Khasiat
Daun beluntas berbau khas aromatis dan rasanya etir. Berkhasiat untuk menigkatkan nafsu makan (stomakik), membantu pencernaan, peluruh keringat (diaforetik), pereda demam (antipiretik), dan penyegar.
Akar beluntas berkhasiat sebagai peluruh keringat dan penyejuk (demulcent)
2. Kandungan Kimia
Daun beluntas mengandung alkaloid, flavonoida,tannin, minyak atsiri, asam chlorogenik, natrium, kalium, aluminium, kalsium, magnesiaum, dan fosfor. Sedangkan akarnya mengandung flavonoid dan tannin.
3. Bagian Yang Digunakan
Daun dan akar. Penggunaan segar atau yang telah dikeringkan.
4. Indikasi
Beluntas ini dapat digunakan untuk ; Menghilangkan bau badan, bau mulut, Kurang nafsu makan, Gangguan pencernaan pada anak, TBC kelenjar (skrofuloderma), Nyeri pada rematik, nyeri tulang (osteodinia), sakit pinggang (lumbago), Demam, Datang haid tidak teratur, Keputihan.
5. Cara Pemakaian
Daun atau akar sebanyak 10-15 gr direbus, lalu diminum. Untuk pemakaian luar, daun dilumatkan lalu dibalutkan untuk pegal linu, luka, scabies, kudis, dan borok.
6. Efek Farmakologis dan Hasil Penelitian
1.Uji fertilitas daun beluntas baik berupa perasan, infuse, maserat, dan ekstrak dengan alat soxhlet pda mencit betina yang diberikan secara oral, mempunyai pengaruh antifertilitas pada mencit betina (Willys,Jurusan Farmasi FMIPA, UNHAS, 1990)
2.Kadar minyak atsiri daun beluntas 5% v/v dapat menghambat pertumbuhan Eschericia coli (Atik Herawati, Fak Farmasi, UGM, 1992).
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Waktu pelaksanaan
Percobaan ini dilaksanakan tanggal 20 November 2007 s/d 25 November 2007.
B.Sampel Penelitian
Sampel yang digunakan adalah daun tumbuhan beluntas (Puchea Indica [L] Less).
C.Alat dan Bahan Alat
•Lumpang •Pisau / gunting •plat tetes •tabung reaksi •pipet tetes •corong
•pemanas •pasir halus bersih •kapas Bahan
•Contoh ( simplisia tumbuhan : daun, akar, batang, kulit batang, bunga, buah, biji)
•Amoniak-kloroform 0.05 N ( 1 ml amoniak dalam 250 ml kloroform )
•H2SO4 2 N •Pereaksi Mayer, Pereaksi Wagner, Pereaksi Dragendorf.
•Metanol •Asam sulfat pekat •Serbuk magnesium
D. Prosedur Kerja
a.Identifikasi Alkaloid : Metoda Culvenor-Fiztgerald
Kira-kira 4 gram sampel segar dirajang halus dan digerus dalam lumpang dengan bantuan pasir, lalu ditambahkan kloroform sedikit sampai membentuk pasta.
Tambahkan 10 ml larutan amoniak-kloroform 0.05 N dan digerus lagi, saring campuran kedalam sebuah tabung reaksi kering.
Tmbahkan 10 ml H2SO4 2 N dan kocok kuat. Diamkan larutan sampai terbentuk dua lapisan.
Dengan menggunakan pipet yang telah diberi kapas pada ujungnya untuk menyaring, ambil lapisan asam sulfat dan masukan kedalam tabung reaksi kecil ( Lapisan kloroform disimpan untuk pengujian terpenoid ).
Filtrat diuji dengan pereaksi Mayer, Wagner dan Dragendorf. Terbentuknya endapan putih atau keruh dengan pereaksi Mayer. Endapan coklat dengan pereaksi Wagner dan endapan orange dengan pereaksi Dragendorf menunjukan sampel mengandung alkaloid.
b.Identifikasi Flavonoid : Shinoda Test / sianidin Test
Kira-kira 0.5 mg sampel yang telah dirajang halus, diekstrak dengan 5 ml metanol dan dipanaskan selama 5 menit dalam tabung reaksi. Ekstraknya ditambahkan beberapa tetes HCl pekat dan sedikit serbuk magnesium. Bila terjadi perubahan warna merah/pink atau kuning menunjukan sampel mengandung flavonoid.
c.Identifikasi Steroid / terpenoid : Metode Lieberman-Burchard
Beberapa tetes kloroform pada uji alkaloid, ditempatkan pada plat tetes. Tambahkan anhidrida asetat 5 tets dan biarkan mengering. Kemudian ditambahkan 3 tetes H2SO4 pekat. Timbulnya warna merah jingga atau ungu menandakan uji positif terhadap triterpenoid, sedangkan warna biru menunjukan uji positif untuk steroid.
d.Identifikasi Saponin : Uji Busa
Uji saponin ini sebaiknya digunakan sampel yang telah dikeringkan, karena test yang digunakan adalah test pembentukan busa. Bila sampel yang basah dididihkan dengan air suling, kemungkinan cairan sel akan membentuk busa bila dikocok.
Caranya : sampel kering dirajang halus, dimasukan kedalam tabung reaksi dan ditambahkan air suling, didihkan selama 2-3 menit. Dinginkan, setelah dingin dikocok dengan kuat. Adanya busa yang stabil selama 5 menit berarti sampel mengandung saponin.
HASIL DAN PEMBAHASAN
a.Alkaloid
Uji alkaloid pada daun beluntas tidak dapat dilakukan karena keterbatasan reagen, namun hasil yang harus didapat adalah positif, sesuai dengan literatur daun beluntas mengandung alkaloid (Atlas Tumbuhan Obat Indonesia, jilid I :19)
b.Uji Flavonoid
Uji Flavoid pada daun Beluntas dengan menggunakan HCl p.a dan sedikit serbuk magnesium menimbulkan perubahan warna pink, ini berarti bahwa daun beluntas mengandung Flavonoid. Hal ini sesuai dengan pernyataan pada literatur bahwa daun beluntas mengandung Flavonoid (Atlas Tumbuhan Obat Ibndonesia, jilid 1 :19)
c.Uji Saponin
Pada uji saponin daun beluntas menunjukkan hasil negativ dimana setelah perlakuan tidak menimbulkan busa yang harusnya ada pada uji positif. Dari data ini dapat dinyatakan bahwa daun beluntas tidak mengandung merabolid sekunder (Atlas Tumbuhan Obat Indonesia, Jilid 1 :19)
PENUTUP
A.Kesimpulan
Dari percobaan Ini dapat disimpulkan bahwa :1)Daun beluntas merupakan salah satu tanaman obat.2)Daun beluntas mengandung metabolid sekunder Flavonoid.3)Daun beluntas mengandung metabolid sekunder Alkaloid.4)Daun beluntas tidak mengandung metabolid sekunder Saponin
B.Saran
Diharapkan untuk praktikum berikutnya, reagen dan alat yang dibutuhkan tersedia dengan lengkap sehingga percobaan dapat dilakukan dengan baik dan semua materi yang akan dipraktikumkan dapat dilaksanakan.

Kebersihan lingkungan Sekolah

UPAYA PENINGKATAN KEBERSIHAN LINGKUNGAN SEKOLAH
MELALUI KEGIATAN LOMBA KEBERSIHAN KELAS
DI SDN 15 BATANG BARUS KABUPATEN SOLOK
Oleh Nama : Heryanti Yusti NIM: 813682162 Pokjar: Kuranji
UNIVERSITAS TERBUKA PADANG 2008
1. Pendahuluan
Kebersihan pangkal kesehatan. Kata-kata ini sudah tidak asing lagi bagi kita. Bahkan dalam sebuah hadist dikatakan Annazafatu minal iman yang artinya kebersihan itu sebagian dari iman. Dalam ayat lain dalam Al-Quran juga dinyatakan bahwa Allah itu Maha Indah dan sangat menyukai keindahan. Dengan demikian jelaslah bagi kita semua bahwa tidak saja hanya Presiden atau Pemerintah, Allah pun menyuruh kita untuk menjaga kebersihan baik kebersihan diri pribadi maupun kebersihan lingkungan.
Motivasi penulis mengangkat tema ini karena di tempat penulis bertugas tepatnya di SD Negeri No.15 Batang Barus Kabupaten Solok, sangat kurang sekali kesadaran anak-anak atau siswa-siswa untuk membuang sampah pada tempat sampah atau tong sampah yang telah disediakan. Walaupun sudah tiap hari diingatkan atau dinasehati namun sampah tetap saja berserakan di halaman maupun di dalam kelas. Bahkan kalau diperiksa di dalam laci meja penuh oleh sampah-sampah kertas dan bekas bungkus makanan. Pemberian hukuman dan sangsi-sangsi seperti berdiri di bawah tiang bendera, membawa batu ke sekolah bahkan membersihkan WC sekalipun tidak membuahkan hasil yang memuaskan. Pemberian hukuman-hukuman dan sangsi-sangsi tersebut di atas tidak memberikan pengaruh yang berarti. Bahkan siswa terlihat mengerjakan hukuman dan sangsi itu dengan senang hati.
Karena itulah penulis mengambil sebuah inisiatif mengadakan ” Lomba Kebersihan Kelas ” untuk menanamkan rasa tanggung jawab dan kesadaran dalam diri anak. Dalam lomba ini disamping kebersihan kelas, penulis bersama guru-guru yang lain juga menetapkan batas-batas halaman yang menjadi tanggung jawab kelas masing-masing. Cara ini ternyata dapat meningkatkan kesadaran anak untuk menjaga kebersihan. Melalui lomba ini, anak saling mengingatkan setiap hari agar tidak membuang sampah sembarangan. Apalagi pada wilayah yang menjadi tanggung jawab mereka masing-masing.
Penulis dan guru yang lain sangat gembira dan senang melihat kenyataan ini. Karena itulah penulis bersama semua guru di SD 15 Batang Barus memberikan motivasi berupa hadiah yang walaupun sangat sederhana tapi tetap tidak mengurangi arti keceriaan dan kebahagiaan yang terpancar di wajah-wajah mereka yang kelasnya menjadi pemenang. Pengumuman lomba ini diadakan setiap awal bulan minggu pertama pada waktu upacara bendera.
Tujuan penulis mengangkat tema ini adalah untuk ;
1.Menciptakan lingkungan sekolah yang bersih, rapi, indah dan bersahaja.
2.Menanamkan kesadaran pada diri murid-murid bahwa sampah harus dibuang pada tempat sampah.
3.Menumbuhkan rasa tanggung jawab dalam diri bahwa kebersihan sekolah adalah tanggung jawab bersama.
4.Meningkatkan kebersihan diri pribadi anak mulai dari kebersihan badan, pakaian dan alat-alat sekolah.
5.Ikut berpartisipasi dalam menjaga lingkungan tempat mereka tinggal.
2.Pembahasan
2.1.Pengertian-Pengertian
- Lingkungan
Lingkungan adalah segala sesuatu yang ada di luar diri kita. Apa yang ada di sekitar kita, baik di depan, di belakang di atas maupun yang ada di bawah kita itulah lingkungan kita. Dalam arti yang lebih sempit lingkungan dapat diartikan lokasi tempat kita tinggal atau menjalani kehidupan dan penghidupan.
- Lingkungan Sekolah
Seperti yang disampaikan di awal tadi, lingkungan adalah tempat kita berada. Jadi lingkungan sekolah adalah lingkungan yang ada di sekitar sekolah. Mulai dari segala apa yang ada dalam batas pagar sekeliling sekolah sampai apa-apa yang ada di luar pagar sekolah tentunya di sekitar sekolah. Lingkungan sekolah meliputi gedung belajar, kantor, mushalla, kantin, gudang, WC, taman, lapangan upacara, ruang serba guna, tong sampah, tempat pembuangan sampah, halaman, jalan raya, dan masyarakat di sekitar sekolah.
- Lingkungan Kelas
Lingkungan kelas merupakan bahagian dari lingkungan sekolah. Karena sudah barang tentu setiap sekolah terdiri dari kelas-kelas. Lingkungan kelas adalah lingkungan sekolah yang merupakan ruangan-ruangan yang sengaja dikondisikan untuk proses belajar mengajar di sekolah. Guru menjelaskan pelajaran dan siswa menerima pelajaran. Lingkungan kelas merupakan komponen utama dari sebuah sekolah. Oleh sebab itu perlu mendapat perhatian yang serius dari pihak sekolah. Lingkungan kelas meliputi papan tulis, meja dan kursi guru, meja dan kursi murid, dinding kelas, tempat cuci tangan, loteng dan lantai.
- Lingkungan Fisik Sekolah
Merupakan lingkungan sekolah pada kenyataannya. Apa yang nampak di mata, itulah lingkungan fisik sekolah seperti sarana dan prasarana serta segala fasilitas yang ada di sekolah. Misalnya gedung sekolah, halaman, jalan raya, mushalla dan kantin serta perabotan sekolah.
- Lingkungan Mental dan Sosial
Berbeda dengan lingkungan fisik, maka lingkungan mental dan sosial bertumpu pada manusianya. Dalam lingkungan mental dan sosial dibina hubungan , komunikasi dan interaksi yang baik , positif dan saling menguntungkan antara semua unsur-unsur manusia yang ada di sekolah. Mulai dari murid, guru, pegawai sekolah, kepala sekolah, komite, orang tua dan wali murid serta tidak ketinggalan hubungan pihak sekolah dengan warga masyarakat di sekitar sekolah. Tentu saja hubungan yang diharapkan adalah hubungan yang sehat dan harmonis yang dapat mewujudkan sekolah yang bermutu dan berdaya guna tinggi dalam mencetak anak didik penerus cita-cita bangsa.
- Lingkungan Kehidupan Sekolah yang Sehat Sebagai Penunjang Proses
Belajar Mengajar
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam pembinaan dan pengembangan lingkungan kehidupan sekolah yang sehat antara lain ;
A. Lingkungan Fisik
1.Lokasi/Letak Sekolah
a.Mudah dicapai.
b.Luas memadai
c.Lingkungan sehat dan segar
d.Bebas dari banjir
e.Bebas dari sampah dan limbah industri
f.Bebas dari kebisingan
g.Bebas dari gangguan lalu lintas.
2.Bangunan /Gedung Sekolah
a.Bangunan harus permanen, kuat dan kedap air
b.Lantai bangunan terbuat dari bahan-bahan kedap air dan tidak mudah retak.
c.Dinding bangunan hendaknya rata dan halus dan bila terbuat dari tembok minimal lapisan semen/cornya 2 cm.
d.Atap bangunan terbuat dari bahan yang cukup kuat terutama dari serangan lingkungan maupun faktor alam.
e.Bangunan hendaknya dilengkapi dengan ruang guru, ruang kelas, ruang kantor, ruang UKS, ruang shalat, ruang kantin dan gudang.
f.Bentuk bangunan tidak perlu mewah tetapi hendaknya sesuai dengan kebudayaan setempat, menarik dan nyaman.
3.Ruang Kelas
a.Ukuran ruang kelas sebaiknya 8 x 6 m, tinggi 4 m sehingga setiap murid mendapat ruangan sebesar 5m3 dan lantai masing-masing 1 – 1,30 m2.
b.Loteng terbuat dari bahan yang kuat dan tidak tembus debu dan air.
c.Setiap kelas hendaknya dilengkapi dengan 2 pintu dan daun pintu menghadap keluar.
d.Luas jendela beserta lobang angin atau ventilasi minimal 20 % dari luas lantai.
e.Sinar matahari sebaiknya datang dari sebelah kiri dan kanan, tetapi kalau tidak mungkin sebaiknya dari sebelah kiri murid.
f.Pengendalian Akustik. Komunikasi dalam ruangan harus dapat berlangsung secara baik dan lancar tanpa ada gangguan.
g.Waktu istirahat pintu dan jendela harus dibuka dan seluruh murid harus keluar dari ruangan.
4.Tempat Cuci Tangan
a.Tempat cuci tangan hendaknya cukup baik dan mudah digunakan.
b.Tempat cuci tangan sebaiknya dilengkapi dengan air yang mengalir sehingga air bekas dapat terus mengalir ke pembuangan air kotor atau air limbah.
c.Tempat cuci tangan harus dilengkapi dengan sabun dan kain lap yang bersih dan kering.
5.WC dan kamar mandi
a.Sebaiknya dipisahkan antara WC laki-laki dan perempuan.
b.Untuk guru dan staf sekolah lainnya disediakan WC tersendiri.
c.Kakus sebaiknya berbentuk leher angsa dan memiliki pembuangan kototran ke septik tank.
d.Semua WC mempunyai pintu yang dapat dikunci dari dalam maupun dari luar.
e.Bak air hendaknya terisi cukup penuh senantiasa sehingga bisa digunakan. Jangan sekali-kali bak dibiarkan sampai kosong.
f.Di kamar mandi di luar WC tersedia tempat cuci tangan, sabun dan lap kering.
g.WC sebaiknya tidak terhubung langsung dengan kelas.
h.Kebersihan WC dan kamar mandi handaklah selalu dijaga dan dipelihara.
6.Sumber Air Bersih
a.Sumber air bersih bisa berasal dari sumur, air galian, sumur pompa maupun air PAM.
7.Pembuangan air limbah dan air hujan
a.Saluran pembuangan air hujan dan air limbah sebaiknya harus lancar, jangan sampai tergenang. Karena aitu kebersihan selokan harus diperhatikan. Jangan ada sampah atau benda-benda lainnya yang tersangkut yang menghalang aliran air.
8.Tempat sampah dan pembuangan sampah
a.Tempat sampah yang tersedia harus memenuhi syarat kesehatan dan
terbuat dari bahan yang kedap air.
b.Tempat sampah hendaknya mudah dibersihkan, tidak cepat rusak dan
tertutup.
c.Jumlah tempat sampah harus memadai artinya sesuai dengan banyak
murid dan banyak ruangan. Minimal 1 ruangan 1 tong sampah. Setiap hari tempat sampah dikosongkan, sampahnya dikumpulkan ke pembuangan sampah akhir, yang kemudian diangkut oleh tim pengumpul sampah untuk dibuang ke tempat tertentu yang telah ditetapkan.
d.Bermacam-macam cara pembuangan sampah antara lain, dibakar, ditimbun (sampah yang bisa hancur), dibuat pupuk (sisa-sisa daun, ranting), dibuat makanan ternak misalnya ampas tahu, tempe dan sisa-sisa makanan lainnya.
6.Peralatan dan Perabotan Sekolah
a.Meja dan kursi murid sebaiknya tidak digabungkan, tetapi terpisah antara kursi dan mejanya. Tujuannya adalah agar murid mendapat kebebasan dalam bergerak pada saat duduk.
b.Ukuran meja cukup untuk membaca, menulis dan menggambar. Ukuran meja rata-rata adalah panjang 70 cm. Lebar 50 cm dan tinggi 70 cm.
c.Ruang di bawah meja cukup luas untuk kaki pada saat anak duduk dalam sikap kerja, sikap istirahat, waktu kaki diselonjorkan dan pada saat anak mau berdiri,
d.Tinggi kursi hendaknya sesuai dengan usia murid agar tungkai tidak menggantung atau sebaliknya tidak menekuk.
e.Konstruksi meja dan kursi sederhana, memenuhi syarat kesehatan sehingga memungkinkan untuk bergerak bebas pada waktu melakukan kegiatan apapun maupun pada waktu istirahat.
f.Papan tulis sebaiknya digantungkan sedemikian rupa sehingga murid dapat melihat dengan baik. Warna papan sebaiknya warna hitam, putih atau warna yang redup.
g.Penghapus papan tulis terbuat dari bahan yang daya ikatnya terhadap kapur cukup tinggi sehingga serbuk kapur tidak berterbangan ke mana-mana.
7.Warung / Kantin Sekolah
Pengadaan warung atau kantin sekolah hendaknya memperhatikan syarat-syarat kesehatan antara lain;
a.Kuantitas dan kualitas pemeliharaan warung sekolah, perabot, lat-alat dan penyediaan makanan.
b.Kuantitas, kualitas dan pemeliharaan makanan dan minuman yang
disediakan atau dijual.
c.Pengelolaan warung yang baik.
B.Lingkungan Mental dan Sosial
Pembinaan lingkungan mental dan sosial yang sehat di sekolah diharapkan akan dapat mewujudkan hubungan yang harmonis, yaitu ;
1.Hubungan antara siswa
2.Hubungan siswa dengan guru
3.Hubungan sesama guru dan perangkat sekolah lainnya.
4.Hubungan antara guru dengan orang tua atau wali murid.
5.Hubungan antar siswa, guru dan pegawai sekolah.
6.Hubungan antara siswa, guru, pegawai sekolah dengan masyarakat sekitar.
2.2.Pengalaman Sehari-Hari
Penulis mengamati di sekolah tempat penulis bertugas tepatnya di SDN 15 Batang Barus sangat kurang kesadaran anak murid atau siswa dalam menjaga kebersihan lingkungan sekolah khususnya masalah sampah. Walaupun sudah tiap pagi atau tiap hari dinasehati dan diingatkan bahwa sampah haru dibuang ke tong sampah, namun tidak dapat meningkatkan kesadaran anak untuk mau menjaga kebersihan lingkungan khususnya dalam menjaga kebersihan sekolah. Karena itulah penulis akhirnya berinisiatif untuk melaksanakan ”Lomba Kebersihan Kelas”. Dalam lomba ini yang menjadi aspek penilaian adalah ;
1.Kebersihan kelas
2.Kerapian kelas
3.Keindahan kelas
4.Kebersihan halaman
5.Kerapian halaman
6.Keindahan halaman
7.Kebersihan dan kerapian murid
Penulis bersama guru yang lain sebelumnya telah menetapkan batas-batas halaman yang menjadi tanggung jawab tiap-tiap kelas. Dan dalam lomba ini diserahkan pembinaan dan pengawasannya kepada wali kelas masing-masing. Jadi dari lomba akan terhasil kelas yang paling bersih serta wali kelas yang paling kreatif. Ide ini muncul karena penulis heran, sampah yang baru dipilih pada waktu pagi hari setelah istirahat halaman penuh lagi oleh sampah. Padahal penulis dan guru yang lain telah menyediakan tong sampah.
2.3.Teknis Pelaksanaan
Dalam pelaksanaannya, maka terdapat beberapa tahap kegiatan yang penulis lakukan dalam Lomba Kebersihan Kelas ini. Kegiatan itu adalah sebagai berikut :
1.Mengumpulkan siswa di lapangan dan memberikan pengarahan tentang bahaya
sampah seperti;
a.Dapat menjadi sarang binatang penyebar penyakit seperti lalat, tikus dan
kecoak.
b.Sampah dan air limbah yang kotor mengeluarkan bau busuk yang dapat
mengotori udara.
c.Sampah dapat menyumbat saluran pembuangan air dan selokan dan dapat
mengakibatkan banjir.
2.Menjelaskan kriteria penilaian dalam Lomba Kebersihan Kelas.
3.Membagikan alat-alat kebersihan kepada masing-masing kelas melalui ketua kelas
seperti sapu lantai, sapu lidi, kemoceng, kain lap, ember dan gayung atau timba.
4.Menetapkan batas halaman yang menjadi tanggung jawab setiap kelas.
5.Menginformasikan pada siswa bahwa penilaian diadakan sebulan sekali dan
pengumuman pemenang waktu upacara bendera setiap minggu pertama awal
bulan. Kemudian siswa dibubarkan dan masuk ke dalam kelas masing-masing.
6.Menyerahkan tanggung jawab kepada wali kelas masing-masing untuk membina
kelas masing-masing dalam menghadapi Lomba kebersihan kelas.
7.Setiap satu minggu sekali penulis bersama guru lain mengadakan rapat kecil untuk
memantau perkembangan dan hasil monitoring kegiatan yang dilakukan anak atau
siswa dalam menghadapi lomba kebersihan kelas ini.
Dari hasil pengamatan penulis ternyata murid-murid sangat bersemangat dalam menghadapi lomba ini. Mereka saling menegur, saling mengingatkan satu sama lain agar menjaga kebersihan, agar tidak membuang sampah sembarangan dan selalu menjaga kerapian berpakaian serta kerapian kelas masing-masing.Murid-murid bahkan membawa bunga dan tanahnya serta pot kecil dari rumah masing-masing. Semua berlomba untuk kemajuan dan keindahan kelas mereka.Bunga-bunga yang kurang bagus atau sudah layu diganti dengan yang baru sehingga suasana jadi lebih segar dan nyaman.Dalam hal ini pihak sekolah menyediakan waktu untuk menghias taman setiap hari Sabtu jam 11 siang.
Cara ini ternyata dapat meningkatkan kebersihan lingkungan sekolah karena khususnya sampah tidak lagi berserakan di halaman. Lantai kelas terlihat lebih bersih dan licin. Kaca-kaca semua bening dan mengkilat, bunga-bunga bermekaran berwarna-warni karena disiram dan dirawat dengan teliti. Hal ini menjadikan lingkungan sekolah terlihat lebih indah bersih dan asri.
3.Penutup
Simpulan dan Saran
3.1. Simpulan
1.Lingkungan sekolah yang sehat merupakan salah satu unsur yang harus
ada, dibina dan dikembangkan terus agar dalam proses pendidikan yang
berjalan mencapai hasil yang diharapkan.
2.Sekolah dapat berfungsi sebagai wadah untuk mendidik anak agar mereka
memiliki kesadaran lingkungan dan berkemauan berbuat sesuatu yang positif
bagi kelestarian lingkungan sekolah khususnya dan lingkungan hidup pada
umumnya.
3.Sampah-sampah yang berserakan dapat merusak kebersihan dan keindahan
lingkungan
4.Lomba kebersihan kelas dapat meningkatkan kebersihan lingkungan sekolah.
3.2.Saran
Disarankan kepada sekolah lainnya baik Sekolah Dasar atau Sekolah Menengah baik negeri maupun swasta untuk dapat mencobakan hal yang serupa. Untuk lebih memotivasi anak kepada mereka mungkin bisa diberikan reward atau hadiah yang lebih lumayan. Ini semua tentu saja tergantung kepada kondisi keuangan sekolah. Bagi sekolah yang agak mampu tidak ada salahnya memberikan hadiah yang lebih bernilai dan bermutu, misalnya seperangkat komputer rakitan sendiri, kipas angin, seperangkat alat kesenian, alat olah raga maupun kostum olah raga dan lain sebagainya.Disarankan juga kepada pihak sekolah yang melaksanakan lomba ini bila memungkinkan maka sekali-kali diundang juri atau tim penilai tamu misalnya dari Kecamatan, sehingga hasil penilaian lebih kompetitif dan akurat.
DAFTAR PUSTAKA
Mirman, Moekarto dan Tamat, Trisnowati. Pendidikan Jasmani dan Kesehatan. Modul UT , Cetakan ke 17 Penerbit Universitas Terbuka, Jakarta, 1999.
Panitia Musabaqah Al-Quran Nasional V. Implementasi Akhlak Qurani. PT. Telkom Indonesia TBK, Bandung 2002.
Suharto, S. Sontini. Pendidikan Kesehatan 4 Untuk SD Kelas 4, Depdikbud RI, PT. Widya Scan Indonesia, 1997.
Suharsimi Arikunto. Metodologi Penelitian Pendidikan. Tarsito. Bandung, 1990.
Tim Penulis Lembaga Kerapatan Adat Alam Minangkabau Sumatera Barat. Budaya Alam Minangkabau SD Kelas 3. PT. Genta Singgalang Pers , Padang, 1999.
Tim Penulis Universitas Negeri Padang. Teknik Penulisan Karya Ilmiah. Penerbit UNP Press. Padang, 2006.

Rabu, 19 November 2008

Kue Jangkong

Eka Kim 05
KUE JANGKONG
Bahan A:
1 mangkok tepung beras
1 mangkok sagu ubi
3 mangkok santan encer
1 mangkok air suji
Bahan B:
½ butir kelapa /1000 santan encer1 butir kelapa muda kerok
100 cc air gula jawa
1 st garam
Cara membuat:
Masukkan bahan A semua jadi satu adonan
Masukkan bahan kedalam microwave selama 5 menit
Keluarkan, aduk kembali dan masukkan kedalam
Micro selama 7 menit keluarkan dan diaduk merata
Masukkan bahan B jadi satu ke mangkok lain dan
Masukkan kedalam microwave toma selama 4 menit
Terakhir untuk dihidangkan, campur bahan A yang telah
Dicetak sesendok demi sesendok kedalam bahan B boleh
Dicampur es batu.

Automatic translation of this blog (Terjemahan Otomatis Blog ini)

Entri Populer

Lingkaran UNP Press